Archive for Peran TI Dalam BK

Peran Teknologi Informasi

Dalam Pengembangan Kompetensi Layanan BK

  1. Pendahuluan

Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 ini telah menjamur di semua kalangan. Di era globalisasi yang semua peralatan dan kelengkapan sarana serba canggih. Tidak kalah akan keberadaan internet yana pertama kali diluncurkan J.C.R Likcklider dari MTI (Massachusetts Institute Technology) pada tahun 1962, berbagai fasilitas kemudahan yang dapat digunakan untuk mengakses informasi jarak jauh dengan cepat dan mudah.

Pesatnya teknologi informasi, memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa bahkan dalam dunia pendidikan. Perkembangan Teknologi Infromasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan eseperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.

Masuknya Teknology Informasi ke dunia pendidikan sangat membawa pengaruh besar terhadap peningkatan kualitas SDM. Bentuk atau metoda pembelajaran yang tidak selalu dilaksanakan di dalam kelas dan juga tidak membuat siswa jenuh karena kebutuhan-kebutuhan informasi secara cepat dan  mudah itu sangat dibutuhkan. Disamping itu pola piker, wawasan pengetahuan dan skill peserta didik lebih dapat berkembang.

Bagi administrator sekolah, dan guru bidang studi teknologi informasi merupakan suatu hal yang biasa, namun hal itu akan menjadi sangat luar biasa jika dilakukan oleh Guru BK. Selama ini tak sering Guru BK di sekolah-sekolah dapat memanfaatkan TI dalam menjalankan amanahnya terkait dengan pemberian layanan kepada siswa/konseli dan bahkan kurang menguasai. Padahal Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan, Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan, dan telah menyentuh layanan bimbingan dan konseling. Teknologi informasi dalam Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam layanan..Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konseling dengan cara-cara yang lebih menarik,interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.

Masalah penggunaan TI bagi guru BK masih menjadi hambatan. Karena itu para praktisi calon guru BK  harus mampu memahami dan dapat menggunakan fasilitas tersebut sebagai media pengembangan dalam pemberian layanan BK. Pemanfaatan Cyber Counseling (konseling dengan media) dalam BK tentunya tidak dipandang sebelah mata. Seorang praktisi profesi konselor pun dituntut memiliki keterampilan guna mendukung kinerja konselor atau guru BK terkait dengan pemberian layanan pada siswa.

  1. Pembahasan
    1. Tinjauan tentang BK
      1. Pengertian BK

Bimbingan dan konseling merupakan proses upaya membantu individu untuk mecapai perkembangannya yang optimal. (Sunaryo K : 1998). Yang pada intinya bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya bantuan terhadap individu untuk membantu mengoptimalkan perkembangan dalam kehidupannya serta membimbing individu agar mengetahui atau mengerti dirinya sendiri, mengarahkan, merealisasi, mengembangkan potensi, serta mengaktualisasi dirinya sendiri dan juga melalui tugas–tugas perkembangannya dengan baik.

Pengertian Bimbingan itu sendiri, I. Djumhur dan Moh. Surya, (1975) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat.

Prayitno, dkk. (2003) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

  1. Fungsi BK

Layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dengan tujuan untuk memnerikan kenyamanan dan kemudahan bagi siswa/konseli. Karena itu fungis BK itu sangat penting bagi keberlangsungan perkembengan siswa. Secara garis besar fungsi BK itu ada 5, antara lain:

1. Pemahaman; menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untuk pengembangan dan pemacahan masalah peserta didik meliputi : (a) pemahaman diri dan kondisi peserta didik, orang tua, guru pembimbing; (2) lingkungan peserta didik termasuk di dalamnya lingkungan sekolah; dan keluarga peserta didik dan orang tua; lingkungan yang lebih luas, informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan, dan sosial budaya/terutama nilai-nilai oleh peserta didik.

2.  Pencegahan; menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang timbul dan menghambat proses perkembangannya.

3. Pengentasan; menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami peserta didik.

4. Advokasi; menghasilkan kondisi pembelaaan terhadap pengingkaran atas hak-hak dan/atau kepentingan pendidikan.

5. Pemeliharaan dan pengembangan; terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

  1. Prinsip–prinsip Bimbingan dan Konseling

Sejumlah prinsip mendasari gerak langkah penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta berbagai aspek operasionalisasi pelayanan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan; (a) melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial; (b) memperhatikan tahapan perkembangan; (c) perhatian adanya perbedaan individu dalam layanan.

2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu; (a) menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah dan masyarakat sekitar, (b) timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya.

3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan Bimbingan dan Konseling; (a) bimbingan dan konseling bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan konseling diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri peserta didik; (b) program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan; (c) program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan adanya tahap perkembangan individu; (d) program pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan penilaian hasil layanan.

4.  Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (a) diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri; (b) pengambilan keputusan yang diambil oleh klien hendaknya atas kemauan diri sendiri; (c) permaslahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan dengan permasalahan individu; (d) perlu adanya kerja sama dengan personil sekolah dan orang tua dan bila perlu dengan pihak lain yang berkewenangan dengan permasalahan individu; dan (e) proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.

  1. Teknologi Informasi

Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu (Dryden & Voss, 1999). Teknologi Informasi Sering disingkat dengan TI (teknologi informasi), IT (information technology), atau infotech. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan Teknologi Informasi atau dikenal juga dengan istilah Telematika. Cukup banyak defenisi dari istilah ini, diantaranya adalah seperti yang disampaikan oleh Williams dan Sawyer (2003) dalam http://www.total.or.id.

  1. Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi yang membawa data, suara ataupun video.
  2. Teknologi informasi ini merupakan subsistem dari sistem informasi (information system). Terutama dalam tinjauan dari sudut pandang teknologinya.
  3. Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data (memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data) untuk menghasilkan informasi yang berkualitas (Ana Heryana, 2005).

Asra, dkk (2007) menyebutkana bahwa teknologi informasi dapat dikatan sebagai ilmu yang diperlukan untuk mengolah informasi agar informasi dapat dicari denga mudah dan akurat. Maka setidaknya ada beberapa unsure sehingga informasi itu dapat diterima:

  1. Informasi sebagai hasil pengolahan data
  2. Memberikan makna
  3. Berguna atau bermanfaat

Agar informasi yang diperoleh pun adapat diterima Mc. Leod mengemukakan cirri-ciri informasi yang berkualitas harus memiliki:

  1. Keakuratan, bahwa informasi yang diberikan merupakan keadaan yang sebenarnya.
  2. Tepat waktu, tersedia (up date)
  3. Relevan, bahwa informasi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan.
  4. Lengkap, informasi harus diberikan secara lengkap atau detail.
  1. Teknologi Infomasi Dalam Dunia Pendidikan

Teknologi ini dalam pendidikan menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, system jaringan untuk menghubungkan satu computer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dam teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Arti teknologi informasi bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk  menyiarkan program pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pendidikan sudah merupakan kelaziman. Membantu menyediakan komputer dan jaringan yang menghubungkan rumah murid dengan ruang kelas, guru, dan administrator sekolah. Semuanya dihubungkan ke internet, dan para guru dilatih menggunakan komputer pribadi. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi dan rohani.

  1. Peran TI dalam BK
    1. Fungsi TI dalam BK

Kedudukan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling berada di dalam layanan dukungan system. Ini berarti bahwa teknologi informasi menjadi salah satu sarana untuk mendukung layanan bimbingan dan konseling. Fungsi tersebut antara lain:

1)      Sebagai metode untuk menimgkatkan skill konselor/guru BK dalam memberikan layanan,sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh.

2)      Sebagai sarana dan prasarana dukungan sistem terhadap pengembangan media layanan BK.

3)      Sebagai pemenuhan waktu dalam memberikan layanan.

4)      Membantu konseli dalam pemenuhan kebutuhan informasi.

Pentingnya teknologi informasi dalam bimbingan konseling menuntut konselor untuk dapat menguasai teknologi agar dapat memudahkan dalam pemberian pelayanan konseling kepada kliennya. Memanfaatkan TI bagi seorang guru sudah semakin urgen tampaknya, dan khusus bagi kita guru BK, banyak sekali kreasi yang dapat dibuat dalam melayani konseli.

Seperti dalam yoezronbloon.blogspot.htm teknologi informasi memiliki beberapa fungsi dan peranan dalam Bimbingan konseling yaitu:

1)      Publikasi: disini teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana pengenalan kepada masyarakat luas dan juga sebagai pemberi informasi mengenai BK.

2)      Pelayanan dan Bantuan: dalam fungsi ini Bimbingan konseling dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan teknologi informasi.

3)      Pendidikan: dikatakan demikian karena di dalam informasi yang diberikan melalui sarana TI ini mengandung unsur pedidikannya.

  1. Manfaat

Secara garis besar Asra, dkk (2007) menjelaskan bahwa manfaat teknologi informasi dalam pembelajarana adalah untuk meningkatkan efektivitas dan keefisienan dalam proses pendidikan.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling memberikan dampak positif dan negative. Dampak positifnya adalah semakin mudahnya interaksi antara konselor dengan kliennya,yang tidak harus bertatap muka dalam pelaksanaan proses bimbingan dan konseling. Teknologi informasi juga memudahkan klien untuk mendapatkan informasi yang dia butuhkan pada saat itu juga. Dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi tersebut  dengan tidak dimanfaatkan secara tepat seperti maraknya penyalahgunaan teknologi informasi salahsatunya internet yaitu beredarnya pornografi yang tanpa batas atau tayangan tayangan kekerasan yang tidak pantas untuk disaksikan terutama oleh para remaja dan anak – anak.

Dalam proses bimbingan dan konseling masih banyak yang belum mengetahui pemanfaatan media teknologi informasi untuk menunjang layanan bimbingan dan konseling. Konselor sekolah tidak semuanya mengerti atau paham tentang pengguanaan internet. Padahal internet merupakan media yang sangat efektif dalam proses layanan bimbingan dan konseling. Maka, perlu adanya suatu sosialisasi untuk meningkatkan kinerja konselor di sekolah dalam hal memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar nantinya bidang bimbingan dan konseling tidak lagi menjadi bidang layanan yang membosankan dan menjenuhkan. Tidak hanya konselor yang perlu diberikan sosialisasi. Para konseli yang dalam hal ini adalah siswa juga perku diberikan suatu sosialisasi agar kemajuan teknologi informasi tersebut bisa dimanfaatkan sesuai apa yang diharapkan. Dengan kata lain, teknologi informasi tersebut tidak disalahgunakan untuk hal yang negatif.

Jika konselor dan konseli sudah paham akan manfaat dan pentingnya teknologi informasi dalam menunjang proses layanan bimbingan dan konseling, maka ke depannya bimbingan dan konseling akan menjadi suatu bidang pendidikan yang inovatif dan efisien berkat kemajuan teknologi informasi namun tetap tidak menghilangkan esensi dari layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.

  1. Kelebihan dan kekurang dalam pemafaatan Teknologi Informasi Dalam BK

1)      Kelebihan

a)      Konselor/guru Bk maupun konseli dapat lebih cepat mengakses semua informasi yang ada dan tidak harus melakukan proses konseling secara langsung atau face to face.

b)      Dapat membangun hubungan / interaksisosial dari jarak jauh.

c)      Sebagai metode pembelajaran yang menuntut kreativitas bagi buru BK dan tidak membuat siswa jenuh atau bosan.

Penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan dan konseling menrut Baggerly memiliki keuntungan sebagai berikut:

a)      Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;

b)      Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa;

c)      Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang diberikan;

d)      Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email;

e)      Tidak akan memunculkan kebosanan;

f)        Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui website; dan

g)      Terdapat pengaturan yang baik

2)      Kekurangan

a)      Pemanfaatan yang berlebihan (dalam hal negative, seperti penyalahgunaan situs porno, dsb).

b)      Tidak semua dapat menggunakan dan memahami TI dengan baik.

c)      Keterbatasan pada alat (computer dan line kabel internet).

d)      Membutuhkan iaya yang tidak cukup sedikit.

  1. Bentuk-betuk TI yang digunakan dalam layanan BK

Layanan bimbingan dan konseling tidak selalu face to face atau tatap muka. Terdapat layanan yang lebih mudah yaitu dengan cyber counseling yang memungkinkan konseli tidak merasa malu/canggung yang bisa dilakukan kapan dan dimana saja. Layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

  1. Telepon
  2. Video-Phone
  3. Radio dan televisi
  4. Email
  5. Chatting
  6. Millis
  7. CD interaktif
  8. Web
  9. Blog
  10. E-Learning
  11. Situs Jejaring sosial

Dengan demikian pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan layanan media BK diharapkan sebagai calon praktisi konselor atau guru BK sekolah dapat meningkatkan kemampuannya dalam bidang teknologi. Peningkatan kemampuan dapat dilakukan dengan mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan atau bias melalui pembelajaran mandiri.