Archive for Mei, 2010

Peran Teknologi Informasi

Dalam Pengembangan Kompetensi Layanan BK

  1. Pendahuluan

Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 ini telah menjamur di semua kalangan. Di era globalisasi yang semua peralatan dan kelengkapan sarana serba canggih. Tidak kalah akan keberadaan internet yana pertama kali diluncurkan J.C.R Likcklider dari MTI (Massachusetts Institute Technology) pada tahun 1962, berbagai fasilitas kemudahan yang dapat digunakan untuk mengakses informasi jarak jauh dengan cepat dan mudah.

Pesatnya teknologi informasi, memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa bahkan dalam dunia pendidikan. Perkembangan Teknologi Infromasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan eseperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.

Masuknya Teknology Informasi ke dunia pendidikan sangat membawa pengaruh besar terhadap peningkatan kualitas SDM. Bentuk atau metoda pembelajaran yang tidak selalu dilaksanakan di dalam kelas dan juga tidak membuat siswa jenuh karena kebutuhan-kebutuhan informasi secara cepat dan  mudah itu sangat dibutuhkan. Disamping itu pola piker, wawasan pengetahuan dan skill peserta didik lebih dapat berkembang.

Bagi administrator sekolah, dan guru bidang studi teknologi informasi merupakan suatu hal yang biasa, namun hal itu akan menjadi sangat luar biasa jika dilakukan oleh Guru BK. Selama ini tak sering Guru BK di sekolah-sekolah dapat memanfaatkan TI dalam menjalankan amanahnya terkait dengan pemberian layanan kepada siswa/konseli dan bahkan kurang menguasai. Padahal Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan, Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan, dan telah menyentuh layanan bimbingan dan konseling. Teknologi informasi dalam Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam layanan..Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konseling dengan cara-cara yang lebih menarik,interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.

Masalah penggunaan TI bagi guru BK masih menjadi hambatan. Karena itu para praktisi calon guru BK  harus mampu memahami dan dapat menggunakan fasilitas tersebut sebagai media pengembangan dalam pemberian layanan BK. Pemanfaatan Cyber Counseling (konseling dengan media) dalam BK tentunya tidak dipandang sebelah mata. Seorang praktisi profesi konselor pun dituntut memiliki keterampilan guna mendukung kinerja konselor atau guru BK terkait dengan pemberian layanan pada siswa.

  1. Pembahasan
    1. Tinjauan tentang BK
      1. Pengertian BK

Bimbingan dan konseling merupakan proses upaya membantu individu untuk mecapai perkembangannya yang optimal. (Sunaryo K : 1998). Yang pada intinya bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya bantuan terhadap individu untuk membantu mengoptimalkan perkembangan dalam kehidupannya serta membimbing individu agar mengetahui atau mengerti dirinya sendiri, mengarahkan, merealisasi, mengembangkan potensi, serta mengaktualisasi dirinya sendiri dan juga melalui tugas–tugas perkembangannya dengan baik.

Pengertian Bimbingan itu sendiri, I. Djumhur dan Moh. Surya, (1975) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat.

Prayitno, dkk. (2003) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

  1. Fungsi BK

Layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dengan tujuan untuk memnerikan kenyamanan dan kemudahan bagi siswa/konseli. Karena itu fungis BK itu sangat penting bagi keberlangsungan perkembengan siswa. Secara garis besar fungsi BK itu ada 5, antara lain:

1. Pemahaman; menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untuk pengembangan dan pemacahan masalah peserta didik meliputi : (a) pemahaman diri dan kondisi peserta didik, orang tua, guru pembimbing; (2) lingkungan peserta didik termasuk di dalamnya lingkungan sekolah; dan keluarga peserta didik dan orang tua; lingkungan yang lebih luas, informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan, dan sosial budaya/terutama nilai-nilai oleh peserta didik.

2.  Pencegahan; menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang timbul dan menghambat proses perkembangannya.

3. Pengentasan; menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami peserta didik.

4. Advokasi; menghasilkan kondisi pembelaaan terhadap pengingkaran atas hak-hak dan/atau kepentingan pendidikan.

5. Pemeliharaan dan pengembangan; terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

  1. Prinsip–prinsip Bimbingan dan Konseling

Sejumlah prinsip mendasari gerak langkah penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta berbagai aspek operasionalisasi pelayanan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan; (a) melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial; (b) memperhatikan tahapan perkembangan; (c) perhatian adanya perbedaan individu dalam layanan.

2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu; (a) menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah dan masyarakat sekitar, (b) timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya.

3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan Bimbingan dan Konseling; (a) bimbingan dan konseling bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan konseling diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri peserta didik; (b) program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan; (c) program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan adanya tahap perkembangan individu; (d) program pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan penilaian hasil layanan.

4.  Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (a) diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri; (b) pengambilan keputusan yang diambil oleh klien hendaknya atas kemauan diri sendiri; (c) permaslahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan dengan permasalahan individu; (d) perlu adanya kerja sama dengan personil sekolah dan orang tua dan bila perlu dengan pihak lain yang berkewenangan dengan permasalahan individu; dan (e) proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.

  1. Teknologi Informasi

Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu (Dryden & Voss, 1999). Teknologi Informasi Sering disingkat dengan TI (teknologi informasi), IT (information technology), atau infotech. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan Teknologi Informasi atau dikenal juga dengan istilah Telematika. Cukup banyak defenisi dari istilah ini, diantaranya adalah seperti yang disampaikan oleh Williams dan Sawyer (2003) dalam http://www.total.or.id.

  1. Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi yang membawa data, suara ataupun video.
  2. Teknologi informasi ini merupakan subsistem dari sistem informasi (information system). Terutama dalam tinjauan dari sudut pandang teknologinya.
  3. Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data (memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data) untuk menghasilkan informasi yang berkualitas (Ana Heryana, 2005).

Asra, dkk (2007) menyebutkana bahwa teknologi informasi dapat dikatan sebagai ilmu yang diperlukan untuk mengolah informasi agar informasi dapat dicari denga mudah dan akurat. Maka setidaknya ada beberapa unsure sehingga informasi itu dapat diterima:

  1. Informasi sebagai hasil pengolahan data
  2. Memberikan makna
  3. Berguna atau bermanfaat

Agar informasi yang diperoleh pun adapat diterima Mc. Leod mengemukakan cirri-ciri informasi yang berkualitas harus memiliki:

  1. Keakuratan, bahwa informasi yang diberikan merupakan keadaan yang sebenarnya.
  2. Tepat waktu, tersedia (up date)
  3. Relevan, bahwa informasi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan.
  4. Lengkap, informasi harus diberikan secara lengkap atau detail.
  1. Teknologi Infomasi Dalam Dunia Pendidikan

Teknologi ini dalam pendidikan menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, system jaringan untuk menghubungkan satu computer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dam teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Arti teknologi informasi bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk  menyiarkan program pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pendidikan sudah merupakan kelaziman. Membantu menyediakan komputer dan jaringan yang menghubungkan rumah murid dengan ruang kelas, guru, dan administrator sekolah. Semuanya dihubungkan ke internet, dan para guru dilatih menggunakan komputer pribadi. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi dan rohani.

  1. Peran TI dalam BK
    1. Fungsi TI dalam BK

Kedudukan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling berada di dalam layanan dukungan system. Ini berarti bahwa teknologi informasi menjadi salah satu sarana untuk mendukung layanan bimbingan dan konseling. Fungsi tersebut antara lain:

1)      Sebagai metode untuk menimgkatkan skill konselor/guru BK dalam memberikan layanan,sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh.

2)      Sebagai sarana dan prasarana dukungan sistem terhadap pengembangan media layanan BK.

3)      Sebagai pemenuhan waktu dalam memberikan layanan.

4)      Membantu konseli dalam pemenuhan kebutuhan informasi.

Pentingnya teknologi informasi dalam bimbingan konseling menuntut konselor untuk dapat menguasai teknologi agar dapat memudahkan dalam pemberian pelayanan konseling kepada kliennya. Memanfaatkan TI bagi seorang guru sudah semakin urgen tampaknya, dan khusus bagi kita guru BK, banyak sekali kreasi yang dapat dibuat dalam melayani konseli.

Seperti dalam yoezronbloon.blogspot.htm teknologi informasi memiliki beberapa fungsi dan peranan dalam Bimbingan konseling yaitu:

1)      Publikasi: disini teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana pengenalan kepada masyarakat luas dan juga sebagai pemberi informasi mengenai BK.

2)      Pelayanan dan Bantuan: dalam fungsi ini Bimbingan konseling dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan teknologi informasi.

3)      Pendidikan: dikatakan demikian karena di dalam informasi yang diberikan melalui sarana TI ini mengandung unsur pedidikannya.

  1. Manfaat

Secara garis besar Asra, dkk (2007) menjelaskan bahwa manfaat teknologi informasi dalam pembelajarana adalah untuk meningkatkan efektivitas dan keefisienan dalam proses pendidikan.

Pemanfaatan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling memberikan dampak positif dan negative. Dampak positifnya adalah semakin mudahnya interaksi antara konselor dengan kliennya,yang tidak harus bertatap muka dalam pelaksanaan proses bimbingan dan konseling. Teknologi informasi juga memudahkan klien untuk mendapatkan informasi yang dia butuhkan pada saat itu juga. Dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi tersebut  dengan tidak dimanfaatkan secara tepat seperti maraknya penyalahgunaan teknologi informasi salahsatunya internet yaitu beredarnya pornografi yang tanpa batas atau tayangan tayangan kekerasan yang tidak pantas untuk disaksikan terutama oleh para remaja dan anak – anak.

Dalam proses bimbingan dan konseling masih banyak yang belum mengetahui pemanfaatan media teknologi informasi untuk menunjang layanan bimbingan dan konseling. Konselor sekolah tidak semuanya mengerti atau paham tentang pengguanaan internet. Padahal internet merupakan media yang sangat efektif dalam proses layanan bimbingan dan konseling. Maka, perlu adanya suatu sosialisasi untuk meningkatkan kinerja konselor di sekolah dalam hal memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar nantinya bidang bimbingan dan konseling tidak lagi menjadi bidang layanan yang membosankan dan menjenuhkan. Tidak hanya konselor yang perlu diberikan sosialisasi. Para konseli yang dalam hal ini adalah siswa juga perku diberikan suatu sosialisasi agar kemajuan teknologi informasi tersebut bisa dimanfaatkan sesuai apa yang diharapkan. Dengan kata lain, teknologi informasi tersebut tidak disalahgunakan untuk hal yang negatif.

Jika konselor dan konseli sudah paham akan manfaat dan pentingnya teknologi informasi dalam menunjang proses layanan bimbingan dan konseling, maka ke depannya bimbingan dan konseling akan menjadi suatu bidang pendidikan yang inovatif dan efisien berkat kemajuan teknologi informasi namun tetap tidak menghilangkan esensi dari layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.

  1. Kelebihan dan kekurang dalam pemafaatan Teknologi Informasi Dalam BK

1)      Kelebihan

a)      Konselor/guru Bk maupun konseli dapat lebih cepat mengakses semua informasi yang ada dan tidak harus melakukan proses konseling secara langsung atau face to face.

b)      Dapat membangun hubungan / interaksisosial dari jarak jauh.

c)      Sebagai metode pembelajaran yang menuntut kreativitas bagi buru BK dan tidak membuat siswa jenuh atau bosan.

Penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan dan konseling menrut Baggerly memiliki keuntungan sebagai berikut:

a)      Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;

b)      Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa;

c)      Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang diberikan;

d)      Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email;

e)      Tidak akan memunculkan kebosanan;

f)        Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui website; dan

g)      Terdapat pengaturan yang baik

2)      Kekurangan

a)      Pemanfaatan yang berlebihan (dalam hal negative, seperti penyalahgunaan situs porno, dsb).

b)      Tidak semua dapat menggunakan dan memahami TI dengan baik.

c)      Keterbatasan pada alat (computer dan line kabel internet).

d)      Membutuhkan iaya yang tidak cukup sedikit.

  1. Bentuk-betuk TI yang digunakan dalam layanan BK

Layanan bimbingan dan konseling tidak selalu face to face atau tatap muka. Terdapat layanan yang lebih mudah yaitu dengan cyber counseling yang memungkinkan konseli tidak merasa malu/canggung yang bisa dilakukan kapan dan dimana saja. Layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

  1. Telepon
  2. Video-Phone
  3. Radio dan televisi
  4. Email
  5. Chatting
  6. Millis
  7. CD interaktif
  8. Web
  9. Blog
  10. E-Learning
  11. Situs Jejaring sosial

Dengan demikian pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan layanan media BK diharapkan sebagai calon praktisi konselor atau guru BK sekolah dapat meningkatkan kemampuannya dalam bidang teknologi. Peningkatan kemampuan dapat dilakukan dengan mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan atau bias melalui pembelajaran mandiri.

Strategi dalam Belajar

Terkadang seseorang jenuh dengan apa yang harus dilakukan ketika belajar, bahkan kejenuhan tersebut bisa sampai membuat seseorang menjadi malas untuk belajar. Salah satu penyebabnya karena strategi belajar yang digunakan belum sesuai dengan kemampuan individu. Sebenarnya, proses belajar akan menjadi mudah dan gampang dicerna otak dan psikis apabila, individu tersebut benar-benar memperhatikan hal-hal yang dibutuhkan dalam dirinya

Sebelum terlalu jauh, perlu dipahami apa itu “strategi belajar”? Strategi belajar ini merupakan langkah bagaimana siswa mempelajari bahan pelajaran yang mudah untuk dipahami. Strategi belajar adalah  salah satu cara yang dapat digunakan oleh siswa untuk dapat belajar mengolah pikiran sendiri. Dalam mencapai kesuksesan tak lepas dari kebiasan kita, maka cobalah untuk mebiasakan hal berikut setiap belajar:

  1. Plan. Buatlah atau aturlah jadwal kegiatan sebagai kebiasaan untuk belajar. Buatlah daftar belajar setiap hari anda, agar anda memiliki waktu yang jelas untuk belajar.
  2. Do. Lakukan strategi belajar itu secara kritis mendalam (tidak setengah-setengah)

Metode dalam strategi belajar digunakan untuk memudahkan siswa dalam memepelajari bahan materi yang akan dipelajari. Dalam pokok bahasan ini di sampaikan ada 4 metode yang dapat digunakan sesuai kemampuan. Metode strategi dalam belajar tersebut antara lain:

  1. Strategi Mengulang

Strategi mengulang yang paling dasar yaitu sekedar mengulang dengan keras atau dengan pelan informasi yang ingin kita hafal. Strategi ini disebut dengan mengulang sederhana. Perlu dilakukan lebih dari sekedar mengulang informasi. Menggarisbawahi ide-ide kunci dan membuat catatan pinggir adalah dua strategi mengulang kompleks untuk membantu pembelajar mengingat bahan ajar yang lebih kompleks.

  1. Strategi Elaborasi

Strategi elaborasi adalah strategi belajar kedua, yaitu proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberikn kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dan apa yang telah diketahui. Strategi ini menggunakan skemata yang telah ada di otak untuk membuat informasi baru mudah diingat atau dipelajari. Pembuatan catatan, penggunaan analogi, dan metode PQ4R (Preview, Questio,  Read, Reflect, Recite, Review). Ketiga metode ini adalah tiga strategi elaborasi yang sering digunakan.

  1. Strategi  Organisasi

Strategi organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide atau istilah-istilah atau membagi ide-ide atau istilah-istilah itu menjadi subset yang lebih kecil dalam bentuk struktural. Strategi-strategi itu juga terdiri dari pengidentifikasian ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar, seperti: Outlining, mapping, dan mnemonics merupakan strategi organisasi yang umum.

  1. Strategi Metakognitif

Metakognitif berhubungan dengan berfikir siswa secara kognitif  ataupun mekanisme tentang pemikiran mereka sendiri dan kemampuan mereka menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan tepat seperti pengendalian dan monitoring kognitif (Baker & Brown, 1984; Gagne: 1993).

Komponen kedua metakognisi adalah pemonitoran kognitif. Pemonitoran kognitif yaitu kemampuan pembelajar untuk memilih, menggunakan, dan memonitor strategi-strategi belajar yang cocok, cocok dengan gaya belajar mereka sendiri maupun dengan situasi yang sedang dihadapi.

  1. Chek. Evaluasi apa yang telah dipelajari dan terbuka untuk mau menyempurnakan,. Jangan pernah menyerah terhadap kesulitan belajar kalian. Jika anda masih mampu untuk belajar lakukan evaluasi apa perlu diperbaikai dan ditingkatkan dlam belajar.
  2. Action. Teguhkan prinsip atas keyakinan anda dengan mengulang apa yang dilakukan strategi dalam belajar.

Mengenal Jenis Pekerjaan

Pekerjaan adalah sekumpulan kedudukan yang memiliki persamaan kewajuban atau tugas-tugas pokok

Jenis-jenis pekerjaan yang ada pada berbagai sector.

  1. Sektor pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan perkebunan antara lain operator mesin pertanian, penyuluhan pertanian, petani, peternak, teknisi, peneliti medis hewan, pemeliharaan pertanian dan perkebunan, pengawas untuk peneangkapan ikan, pengawas hutan.
  2. Sector pertambangan dan pengolahan logam antara lain : jugu gambar eksplorasi minyak bumi dan gas bumi, operator mesin-mesin pengolah hasil tambang, masinis pertambangan, tenaga penggalian, pengeboran, lapisan, petcetakan, penempa atau panai besi.
  3. Sector industry pengolahan antara lain: ahli teknis mesin, teknik industry, teknik pengolahan, operator mesin produksi, tenaga pemintalan, pengusaha industry kecil, penjahit, percetakan, perabot rumah tanagga.
  4. Sector pelistrikan, gas dan air, antara lain: ahli teknik mesin dan eloktronika, ahli teknik gas dan air, perakitan alat listrik dan elektronika, pengusaha instlalasi listrik, montir pesawat radio, TV, dan percetakan, operator stasiun pemancar, pembangkit tenaga listrik, penyaringan air dan gas
  5. Sector bangunan jalan, antara lain: arsitek dan perencanaan, tukang pasang atap logam, kaca dan plester, mandor bangunan jalan, pengemudi mesin penggilas jalan, tukang aspal, pengusaha penyalur bahan bangunan.
  6. Sector angkutan dan komunikasi, antara lain: operator telepon, juru mesin kereta api, pengemudi alat angkutan, masinis, tukang seni, tukang api, tukang lansir, juru signal.
  7. Sector perdaganagn dan keuangan, antara lain: tenaga keuangan pemasaran, produksi, administrasi, resepsionis, pemilik usaha perdaganagn, tenaga penjualan dan pembelian, petunjuk jalan(guide), tenaga kepariwisataan.
  8. Sector jasa antara lain: perawat kecantikan, pengusaha biro perjalanan, pramuwisata, pembantu rumah tangga.
  9. Sector pendidikan nasional dan penerangan antara lain: guru (dari TK sampai perguruan tinggi, seniman), pengarang, seniman, olahragawan, fotografi, film, music, penyanyi, tari, prlawak, penyiar radio, TV.

10.  Sector tata usahaan, antara lain: bendaharawan(pemegang buku) pemegang agenda, arsip, dan administrasi, juru katik.

11.  Sector kesehatan antara lain: dokter, perawat, bidan, ahli fisioterapi, analis, apoteker, ahli gigi, teknisi alat kedokteran.

12.  Sector kemasyarakatan antara lain; ahli hokum, pengacara, hakim, jaksa, panitera, notaris,pustakawan, ahli sosiologi, antropologi, juru bahasa, penerjemah, pekerja social.

Beberapa contoh persyaratan bagi suatu jabatan karir tertentu antara lain;

  1. Persyaratan pendidikan / latihan meliputi
    1. Syarat pendidikan formal
    2. Syarat minimal latihan / kursus
    3. Syarat minimal pengalaman kerja
  2. Persyaratan kualitatif meliputi

Ada jenis pekerjaan tertentu yang membutuhkan kemampuan kualitatif antara lain:

  1. Kemampuan bidang administrasi
  2. Ketahanan mental ideology
  3. Kemampuan kepribadian
  4. Ketelitian, kecekatan, kerapian, daya ingat
  5. Ketekunan terhadap tugas
  6. Kemampuan menghitung angka penelaran verbal, kecekatan Tanya
  7. Sikap dan prilaku
  8. Persyaratan fisik meliputi

Ada jabatan tertentu yang membutuhkan kondisi fisik dan kekuatan jasmani yang maksimal antara lain:

  1. Ketahanan tubuh
  2. Kesehatan seluruh organ tubuh ( jasmani dan rohani)
  3. Tinggi, berat badan
  4. Status perkawinan

MINAT BEKERJA

  1. Pengertian minat bekerja

Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan yang bersifat pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995 : 144).

Minat dalam bekerja akan menentukan seberapa jauh keikutsertaannya dalam suatu pekerjaan. Makin kuat minat dan perhatian seseorang, makin peduli yang bersangkutan dalam pekerjaan itu. Minat (interest) merupakan suatu predisposisi, atau kecenderungan, atau suatu reaksi perasaan yang berlangsung terus-menerus yang memolakan perhatian seseorang sehingga membuat dirinya menjadi selektif terhadap objek minatya.

  1. Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: (Hurlock, 1995 : 117)

a)      Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.

b)    Aspek Afektif

Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.

b)      Aspek Psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

  1. Macam minat

Minat dibedakan menjadi 2 yaitu: (Witherington, 1999 : 26)

a)      Minat primitif

Disebut pula minat biologis, yaitu minat yang berkisar soal makanan dan kebebasan aktifitas.

b)      Minat kultural

Disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal dari perbuatan yang lebih tinggi tarafnya.

  1. Kriteria Minat

Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan menjadi

a)      Rendah

Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat

b)      Sedang

Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera.

c)    Tinggi

Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.

  1. Beberapa kondisi yang mempengaruhi minat

a)      Status ekonomi

Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

b)    Pendidikan

Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang dikutip Notoatmojo, 1997 dari L.W. Green mengatakan bahwa “Jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka.

c)    Tempat tinggal

Di mana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak.

  1. Faktor – faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang (Yuwono, 2001 : 40)

a)    Kondisi pekerjaan

Tempat kerja yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan didukung oleh kerja sama yang profesional, saling bantu dapat meningkatkan produksi.

b)    Sistem pendukung

Dalam bekerja sangat diperlukan sistem pendukung yang memadai bagi para pekerjanya sehingga diperoleh hasil produksi yang maksimal, misalnya fasilitas kendaraan, perlengkapan pekerjaan yang memadai, kesempatan promosi, kenaikan pangkat/kedudukan.

c)    Pribadi pekerja

Semangat kerja, pandangan pekerja terhadap pekerjaannya, kebanggan memakai atribut bekerja, sikap terhadap pekerjaannya.

  1. Cara menimbulkan minat

Minat dapat ditimbulkan dengan cara: (Effendi dan Praja, 1993 : 72)

a)   Membangkitkan suatu kebutuhan.

b)   Menghubungkan dengan pengalaman yang lampau.

c)   Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih baik.

Perencanaan Karir Sejak Dini

A. Pengertian Pekerjaan

Pekerjaan (occupation, vocation, career) merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Betapa orang akan merasa sangat susah dan gelisah jika tidak memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi kalau sampai menjadi penganggur. Demikian pula banyak orang yang mengalami stres dan frustrasi dalam hidup ini karena masalah pekerjaan. Penelitian Levinson (dalam Isaacson, 1985) menunjukkan bahwa komponen terpenting dari kehidupan manusia dewasa adalah: (1) keluarga, dan (2) pekerjaan. Dua komponen tersebut sangat menentukan kebahagian hidup manusia, sehingga tidak mengherankan jika masalah pekerjaan dan keluarga praktis menyita seluruh perhatian, energi, dan waktu orang dewasa.

Menurut Herr dan Cramer (dalam Isaacson, 1985) pekerjaan memiliki peran yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial, dan psikologis. Secara ekonomis orang yang bekerja akan memperoleh penghasilan/uang yang bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Secara sosial orang yang memiliki pekerjaan akan lebih dihargai oleh masyarakat daripada orang yang menganggur. Secara social orang yang bekerja mendapat status sosial yang lebih terhormat daripada yang tidak bekerja. Lebih jauh lagi orang yang memiliki pekerjaan secara psikologis akan meningkatkan harga diri dan kompetensi diri. Pekerjaan juga dapat menjadi wahana yang subur untuk mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki individu.

Pekerjaan tidak serta merta merupakan karier. Kata pekerjaan (work, job, employment) menunjuk pada setiap kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa (Isaacson, 1985); sedangkan kata karier (career) lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya (Winkel, 1991). Maka dari itu pemilihan karier lebih memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang dari pada kalau sekedar mendapat pekerjaan yang sifatnya sementara waktu.
Mengingat betapa pentingnya masalah karier dalam kehidupan manusia, maka sejak dini anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari depan yang lebih cerah, dengan cara memberikan pendidikan dan bimbingan karier yang berkelanjutan.

B. Tahap Perkembangan Karir

Menurut Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan Herma (1951) perkembangan karier dibagi menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu:

  1. Tahap Fantasi : 0 – 11 tahun (masa Sekolah Dasar)
  2. Tahap Tentatif : 12 – 18 tahun (masa Sekolah Menengah)
  3. Tahap Realistis : 19 – 25 tahun (masa Perguruan Tinggi)

Pada tahap fantasi anak sering kali menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau sudah besar, misalnya ingin menjadi dokter, ingin menjadi petani, pilot pesawat, guru, tentara, dll. Mereka juga senang bermain peran (misalnya bermain dokter-dokteran, bermain jadi guru, bermain jadi polisi, dll) sesuai dengan peran-peran yang mereka lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau pekerjaan yang mereka inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya dari TV, video, majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh yang pernah melintas dalam kehidupan mereka. Maka tidak mengherankan jika pekerjaan ataupun jabatan yang mereka sebut masih jauh dari pertimbangan rasional maupun moral. Mereka memang asal sebut saja pekerjaan yang dirasa menarik saat itu. Dalam hal ini orang tua dan pendidik tidak perlu cemas atau pun gelisah jika suatu ketika anak ternyata menyebut atau menginginkan pekerjaan yang jauh dari harapan orang tua atau pun pendidik. Dalam tahap ini anak belum mampu memilih jenis pekerjaan/jabatan secara rasional dan obyektif, karena mereka belum mengetahui bakat, minat, dan potensi mereka yang sebenarnya. Mereka sekedar berfantasi saja secara bebas, yang sifatnya sama sekali tidak mengikat.

Tahap tentatif dibagi menjadi 4 (empat) sub tahap, yakni:

(1) sub tahap Minat (Interest);

(2) sub tahap Kapasitas (Capacity);

(3) sub tahap Nilai (Values) dan

(4) sub tahap Transisi (Transition).

Pada tahap tentatif anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Ada yang lebih berminat di bidang seni, sedangkan yang lain lebih berminat di bidang olah raga. Demikian juga mereka mulai sadar bahwa kemampuan mereka juga berbeda satu sama lain. Ada yang lebih mampu dalam bidang matematika, sedang yang lain dalam bidang bahasa, atau lain lagi bidang olah raga.

Pada sub tahap minat (11-12 tahun) anak cenderung malakukan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan hanya yang sesuai dengan minat dan kesukaan mereka saja; sedangkan pada sub tahap kapasitas/kemampuan (13-14 tahun) anak mulai melakukan pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuan masing-masing, di samping minat dan kesukaannya. Selanjutnya pada sub tahap nilai (15-16 tahun) anak sudah bisa membedakan mana kegiatan/pekerjaan yang dihargai oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai; sedangkan pada sub tahap transisi (17-18 tahun) anak sudah mampu memikirkan atau “merencanakan” karier mereka berdasarkan minat, kamampuan dan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan.

C. Isi Bimbingan Karir Untuk Siswa SMP

Isi bimbingan karier untuk kelas-kelas tinggi(dikutip dari Pedoman BP-SD, 1994, hal.19-20)

a)         Menjelaskan manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil

b)        Melatih siswa menggambarkan kehidupan di masa yang akan datang

c)         Membimbing diskusi mengenai pekerjaan wanita dan pria

d)        Menjelaskan jenis-jenis ketrampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu

e)          Melatih siswa membayangkan hal-hal yang akan dilakukan pada usia kira-kira 25 tahun kelak;f) Membimbing siswa tentang macam-macam gaya hidup dan pengaruhnya.

f)          Menjelaskan tentang pengaruh nilai yang dianut dalam pengambilan keputusan.

g)         Membimbing siswa untuk memperkirakan bahwa meneladan tokoh panutan dapat mempengaruhi karier.

h)         Melatih siswa merencanakan pekerjaan apa yang cocok pada masa dewasa.

i)           Membimbing siswa berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang terhadap kehidupan anak.

j)          Melatih siswa melihat hubungan antara minat dan kemampuan.

k)        Mengenalkan bermacam-macam cara untuk menilai kemajuan prestasi

l)           Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar.

KIAT MENGAMBIL KEPUTUSAN

Di antara sebab keberhasilan yang terpenting dalam hidup adalah pandai membuat dan mengambil Keputusan pada waktu yang tepat dalam berbagai segi kehidupan, baik dalam interaksi dengan diri anda sendiri atau dengan orang lain. Banyak orang yang bekerja dan berusaha lalu pada saat penting dalam fase pekerjaan memerlukan suatu keputusan yang benar dan tepat. Tetapi hanya karena kebimbangan, tidak berani mengambil keputusan, atau tidak mengetahui dan tidak pandai membuat keputusan, mereka membuang sia-sia pekerjaan mereka sebelumnya, bahkan bisa jadi kesempatan terlepas dari mereka dan tidak terulang kembali.

Banyak langkah yang dilalui untuk membuat sebuah keputusan, yaitu:

  1. Mengumpulkan Informasi.

Mengumpulkan informasi lengkap dan benar tentang topik yang membutuhkan suatu keputusan. Mengambil keputusan berdasarkan informasi yang minim atau tidak tepat dapat berakibat pada pengambilan keputusan yang salah. Hasil akhirnya pun akan buruk dan tidak tepat.

Misalnya, seorang siswa lulus dari SMA atau SMK dan ia berniat untuk mendaftarkan diri ke salah satu fakultas tetapi ia bingung di fakultas apa. Maka ia harus mengumpulkan dahulu berbagai informasi yang dibutuhkan mengenai setiap fakultas, mulai dari jumlah jam, sistem perkuliahan,  materi perkuliahan, dan metode-metode pengajaran serta pekerjaan yang mungkin dapat ditekuni oleh lulusan dari setiap fakultas serta syarat-syarat  masuk di setiap fakultas.

  1. Tentukan Opsi-opsi yang Mungkin.

Tentukan opsi-opsi yang mungkin berdasarkan  informasi-informasi yang ada mengenai topik di atas. Pada contoh sebelumnya, anggap saja fakultas yang tersedia itu ada 5. Setelah mengumpulkan  informasi mengenai fakultas-fakultas yang berlainan, tinggal 3 opsi yang tepat baginya dan ia siap serta memprediksi bahwa ia akan berhasil dalam pekerjaan tertentu setelah lulus meskipun syarat-syarat masuk di dua fakultas yang lain tersedia.

  1. Pertimbangkan Opsi-opsi yang Mungkin.

Mempertimbangkan opsi-opsi yang mungkin dan lebih utama. Misalnya pada contoh di atas jelas bahwa pilihannya ada 3, tidak lebih. Dengan mempertimbangkan  opsi-opsi tersebut ia cenderung pada salah satu fakultas, bisa jadi karena karakteristik perkuliahan, masa perkuliahan, jenis pekerjaan yang bisa ditekuni setelah lulus atau bahkan karena seluruh  hal di atas. Akhirnya ia yakin untuk mendaftar di fakultas ini.

  1. Jika Ragu dalam Memilih.

Jika ragu-ragu dalam mempertimbangkan dan tidak mengetahui skala prioritasnya dari salah satu opsi, maka ia harus berkonsultasi dengan orang yang berpengalaman.

  1. Mengambil Keputusan.

Setelah langkah-langkah di atas maka orang tersebut telah membuat keputusan dan menentukan pilihannya. Sekarang tinggal implementasinya yang merupakan buah dari setiap langkah di atas. Tanpanya maka tidak ada nilainya. Implementasi kadang datang dari orang yang membuat keputusan dan kadang datang dari orang yang mempunyai spesialisasi atau dari pihak lain. Demikian juga seluruh informasi dan opsi tersebut kadang berasal dari pihak yang membuat Keputusan atau dari pihak konsultan lain, yang menyediakan informasi tersebut bagi setiap orang yang ingin membuat keputusan.

Pada contoh sebelumnya pelaksanaan keputusan adalah proses mendaftarkan diri pada fakultas yang dipilih. Hal itu dengan mengetahui waktu pendaftaran, berkas yang dibutuhkan, seleksi dan wawancara yang harus di lalu, dan tempat pengujian pendaftaran lalu melakukannya secara berurutan hingga selesai. Siswa pun mulai belajar di fakultas yang ia pilih.

Mengubah Hobi Menjadi Bisnis

Pernakah berpikir bahwa dengan hobi akan mendatangkan peluang? Sejauh mana anda mengenal  akan hobi anda?

Hobi merupakan suatu kegemaran atau kebiasaan yang sering dilakukan oleh seseorang sesuai dengan keinginannya. Berbicara tentang hobi akan membuat diri kita semakin yakin dan mantap dengan kegemaran tersebut. Hobi sering membuat orang lupa waktu, bahkan lupa akan segalanya. Nah, hobi yang sering menghabiskan waktu kita yang sehari 24 jam tentu akan rugi jika tidak mendatangkan hasil, karena waktu yang kita gnakan akan terbuang sia-sia. Maka manfaatkanlah hobi anda untuk sebagai bisnis yang mendatangkan peluang…

Lalu apa itu bisnis.? ….. Bisnis itu suatu usaha yang menghasilkan atau mendatangkan keuntungan (barang/jasa) sebagai imbalan untuk diri kita. Dari kedua variabel tersebut bisa disatukan untuk menciptakan sebuah peluang pekerjaan yang akan mendatangkan manfaat bagi diri kita dan orang lain. Saat ini masih jarang oran yang mengembagkan hobinya menjadi bisnis

Bisnis lewat hobi selain dapat mengaktualisasikan hobinya pada saat kita mengerjakan tentu akan lebih merasa bahagia dan kita akan menikmati pekerjaan tersebut. Kita pun juga akan merasa lebih ‘fun’ dalam mengerjakannya yang jauh dari rasa bosan!

Benarkah demikian? Nah, sebelum memutuskan untuk memantapkan hobi anda menjadi bisnis, kenali hobi anda lebih mendalam. Setelah itu, coba ajukan pertanyaan-pertanyaan ini ke diri sendiri terlebih dulu:

  1. Apakah anda bersedia melakukan sesuatu yang berulang-ulang terus? Diharuskan mengerjakan sesuatu secara berulang-ulang dengan baik tentu sangat berbeda dengan mengerjakan aktivitas rekreasi (hobi) tanpa tekanan dan tanpa target bisnis. Tentu saja jika ingin mengubah hobi menjadi bisnis, anda harus siap dengan konsekuensi ini.
  2. Apakah hobi anda cukup berharga untuk dijadikan bisnis? Jangan hanya memikirkan kesenangan semata. Lakukan “market research” sebelum membuat hobi anda menjadi bisnis. Jika ternyata prospeknya kurang menguntungkan, sebaiknya jangan dipaksakan, jangan sampai diri anda terperosok karena hobi.
  3. Apakah hobi anda bisa tetap memotivasi anda dalam menjalankan bisnis hingga 15-20 tahun mendatang? Tantangan nyata dalam menjalani bisnis yang berasal dari hobi adalah bagaimana membuat hobi tersebut tetap menantang, menarik dan berarti sebagai bisnis dalam 15-20 tahun mendatang. Untuk itu, buat daftar mengenai hal-hal yang paling menarik dan menantang bagi Anda. Lalu tetapkan satu atau dua ide paling potensial yang bisa memotivasi anda dalam menjalankan bisnis.
  4. Apakah anda tetap akan menikmatinya walau hobi andat menantang? Jika kelak anda diharuskan menghasilkan 10 ribu karya atau melakukan hobi anda ratusan kali setiap tahun, apakah anda akan tetap menikmati hobi tersebut? Intinya, memang tidak ada yang salah dengan membuat hobi menjadi bisnis. Hanya saja matangkan konsep, lakukan market research dan business plan sebelum menjalankannya.

Hal penting lainnya adalah memiliki pengetahuan bagaimana memasarkan bisnis anda baik secara offline maupun online. Karena tanpa marketing yang tepat, tidak ada orang yang akan membeli produk anda. Marketing yang sedang membooming saat ini melalui media maya, yaitu internet. Dengan internet memudahkan kita dalam mengakses ke seluruh penjuru dunia. So, jangan berkecil hati, karena bangsa kita masih butuh 1,82 % pengusaha untuk menjadi Bangsa yang maju. Carilah tempat terbaik untuk mempelajarinya. Misalnya, seperti Bimbinganbisnis.com yang merupakan tempat terbaik bagi anda yang ingin mendapatkan pengetahuan mengenai internet marketing.

TIPS MEMILIH SEKOLAH SETELAH TAMAT MTs


TIPS MEMILIH SEKOLAH SETELAH TAMAT MTs

A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kelangsungan kehidupan umat manusia. Dewasa ini, kebutuhuhan akan peningkatan kualitas sumberdaya manusia selalu diupayakan melalui berbagai jalur, salah satunya adalah jalur pendidikan. Dalam upaya ini salah satu manifestasinya adalah mewajibkan belajar 9 tahun bagi anak bangsa. Salah satu upaya ini merupakan batasan minimal bagi siswa-siswi dalam mengenyam bangku sekolah yang memungkinkan siswa untuk dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi atau setara SMA/SMK. Berkaitan dengan kelanjutan jenjang pendidikan, dalam menentukan sekolah setelah tamat MTs pun memerlukan beberapa pertimbangan yang akan menentukan masa depan siswa-siswi MTs. Guna mencapai masa depan yang dituju oleh siswa-siswa, sekiranya perlu untuk memperhatikan jalur pendidikan yang sesuai dengan orientasi siswa di masa yang akan datang.
Secara umum, sekolah menengah di Indonesia diwadahi tiga lembaga yakni SMA (sekolah Menengah Atas), SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dan MA ( Madrasah Aliyah). SMA bertujuan diantara menyediakan dan menyiapkan siswa/siswi yang hendak melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi; akademi atau perguruan tinggi. Sedangkan SMK lebih ditujukan untuk menyediakan tenaga kerja tingkat menengah, dan MA, sebagaimana SMA bertujuan untuk mengantarkan siswa memasuki perguruan tinggi umum maupun perguruan tinggi Islam. Akan tetapi, kenyataannya tidak semua lulusan SMA berkesempatan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi karena berbagai alasan (http://www.google.com). Begitu pula dengan lulusan SMK dan MA. Bahkan dari mereka ada yang menjadi pengangguran.
Dari penjabaran diatas, dapat dipahami bahwa jenis sekolah menawarkan masing-masing karakteristiknya dan tentusaja bersamaan dengan kualitas dari sekolah yang bersangkutan. Untuk lebih memahami pemilihan sekolah setelah selesai atau tamat MTs, maka dalam satuan layanan ini akan dibahas mengenai tips untuk memilih sekolah setelah tamat MTs.

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!